SELAMAT DATANG DI BLOG EKONOMI DAN STATISTIKA <<<<<<<<>>>>>>>>>>> >>>>> MARI MEMBANGUN BANGSA INDONESIA YANG MAJU DAN SEJAHTERA <<<<<<<<<<

Monday, 13 April 2020

Bank Indonesia Menurunkan 7 Day Repo Rate Menjadi 4,50% pada 19 Maret 2020

Bank Indonesia menurunkan kembali 7-day repo rate sebesar 25 Basis point dari 4,75% pada bulan Februari 2020 menjadi 4,50% pada bulan Maret 2020. Penggunaan BI 7-Day Repo Rate sebagai suku bunga acuan berlaku mulai tanggal 19 Agustus 2016. sebelum periode tersebut, suku bunga acuan menggunakan BI Rate. Berikut perkembangan 7-day repo rate dari 18 Januari 2018 sampai dengan 19 Maret 2020.

7-day repo rate sebagi suku bunga acuan di Indonesia mengalami fluktuasi selama 3 tahun terkahir. Pada awal tahun 2018 7-day repo rate sebsar 4,25%. Sejak bulan Maret mengalami kenaikan dan pada 17 November 2018 menjadi 6% serta bertahan sampai bulan Juni 2019.  Selanjutnya mengalami penurunan kembali pada bulan Oktober 2019 menjadi 5%. Di tengah-tengah pandemi COVID-19 Bi 7-Day repo rate turun menjadi 4,5% pada 19 Maret 2020.


sumber: www.bi.go.id 


Monday, 6 April 2020

Prospek Ekonomi Indonesia dalam Pandemi Covid-19

Pandemi COVID-19 telah memaksa negara di seluruh dunia merombak target pertumbuhan ekonominya termasuk Negara Repulik Indonesia. Berbagai kebijakan telah ditempuh untuk meredam dampak COVID-19 terhadap prospek ekonomi ke depan. Covid-19 pertama kali muncul dan dikenali di kota wuhan cina dan terus menyebar ke seluruh Dunia termasuk di Indonesia. Sampai saat di Indonesia pada tanggal 6 April 2020 ada sebanyak 2.491 terkonfirmasi positif, 2.090 dalam perawaran, 192 sembuh dan 209  atau 8,39 orang meninggal (https://www.covid19.go.id).

Sumber: Kementrian Keuangan RI, 1 Arpil 2020

Beberapa lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonoi Global dalam Pandemi COVID-19 akan negatif, seperti JP Morgan -1,1%, The Economicst Intelilgence unit -2,2% dan IMF menyatakan pertumbuhan Ekonoi negatif.

Akibat pandemi COVID 19, perekonmian di seluruh negara mengalami tekanan yang cukup berat dengan dampak mencapai 3% - 6% dari GDP. Pelemahan perekonomian ini berdampak pada rumah tangga, umkm, korporasi dan sektor keuangan (Kemenkeu, 2020).

  • Rumah tangga terancam kesehatanya karena terinfeksi bahkan ancaman jiwa dan puluhan ribu berpotensi tertular, ancaman pendapatan tidak mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal. Selain itu, turunya daya beli dan konsumsi. 
  • UMKM tidak dapat melakukan usahanya sehingga terancanm kemampuan memnuhi kewajiban kreditnya. 
  • Korporasi terganggu aktivitas ekonominya, yang paling rentan yaitu manufaktur, perdangan, transportasi dan akomidasi (hotel dan restorant) yang mengancam PHK dan kebangkrutan 
  • Memburuknya aktivitas ekonomi dan dunia usaha akan merembet ke sektor keuangan seperti perbankan dan lembanga pembiayaan berpotensi mengalami masalah likuiditas dan insolvency. Depresiasi rupiah, volalitas pasar keuangan dan capital flight (Kemenkeu, 2020).

Pemerintah RI telah melakukan kebijakan stimulus I melalui belanja untuk memperkuat perekonomian Domestik tahun 2020. Kebijakan stimulur I terdiri dari (1) Percepatan Belanja dan kebijakan mendorong padat karya meliputi percepantan pencairan belanja modal, percepatan belanja sosial, Transfer ke Daerah dan Dana Desa. (2) Stimulus belanja meliputi perluasan kartu sembako, perluasan subsidi bunga perumahan, isentif sektor pariwisata (travel agent internasional, tenaga pemasaran pariwisata, dan kartu pra kerja (masyarakat/pencari kerja). Kebijakan stimulus II fokus pada menjada daya beli masyarakat dan kemudahan ekspor dan impor.

Ekonomi Negara Indonesia akan sangat berat menghadapi dampak COVID-19 jika tidak dilakukan langkah-langkah mitigasi dengan segera.

Sumber: Kemenkeu, April 2020

Ada dua skenario yang diprediksikan oleh pemerintah untuk tahun 2020 terkait kondisi ekonomi  dalam pandemi COVID-19 yaitu berat dan sangat berat. Skenario berat  indikator makro pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3% leblih rendah dari APBN yang menargetkan 5,3%. Harga  ICP 38 USD/barel lebih rendah dari APBN, nilai tukar rupiah Rp.17000 dan inflasi sebesar 3,9%. Sedangkan skenario Sangat berat: indikator makro pertumbuhan ekonomi -0,4 jauh, Harga ICP 31 USD/Barel, Nilai tukar rupiah Rp.20.000 dan inflasi sebesar 5,1%. Selain itu postur APBN tahun 2020 juga berubah dengan pendapatan turun sebesar 10% dan defisit APBN 2020 sebesar 5,07% PDB.



Sumber: Kementrian Keuangan RI (2020) Press Conference Langkah Penguatan Perlindungan Sosial dan Stimulus Ekonomi Menghadapi dampak COVID-19. Jakarta. 1 April 2020

Sunday, 5 April 2020

Pengertian Statistika Inferensial


Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel yang hasilnya dapat digeneralisasikan (diinferensialkan) terhadap populasinya. Pengertian Statistika inferensial dari beberapa ahli adalah sebagai berikut: 
  1. Menurut Sugiyono (2012:207) Statistika inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data menggunakan sampel dan hasilnya berlaku untuk pupulasi.
  2. Menurut Cresswell (2008:326) Statistik inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik inferensial membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh dari suatu sampel dapat digeneralisasi pada populasi.
  3. Menurut Muhammad Nisfiannoor (2009:4) bahwa statistik inferensial adalah metode yang berhubungan dengan analisis data pada sampel untuk digunakan untuk penggeneralisasian pada populasi. Penggunaan statistic inferensial didasarkan pada peluang (probability) dan sampel yang dipilih secara acak (random).
  4. Menurut Burhan Nurgiyantoro, dkk, (200:12) Statistika inferensial adalah statistik yang berkaitan dengan analisis data (sampel) untuk kemudian dilakukan penyimpulanpenyimpulan (inferensi) yang digeneralisasikan kepada seluruh subyek tempat data diambil (populasi) (Burhan Nurgiyantoro dkk, 2000;12).
  5. Menurut M.Subana dkk (2000) Statistika inferensial adalah statistik yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah disusun dan diolah
  6. Statistika inferensial mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data (contoh) atau juga sering disebut dengan sampel untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya (populasi) (https://id.wikipedia.org/)
Jenis Statistika Inferensial yaitu:
  1. Statistika parametrik merupakan statistika inferensial yang membutuhkn ukuran kuantitatif dan digunakan untuk mengenalisis data dengan syarat tertentu. syarat tersebut: (1) data berdistribusi normal (2) skala datanya interval dan rasio. misalnya: uji beda rata-rata, anova, korelasi, analisis regresi dll.
  2. Statistika non parametrik disebut juga statistik bebas sebaran. statistik non parametrik yaitu statistik inferensial untuk menganalisis data kualitatif dan tidak memperhatikan distribusi datanya (data tidak harus normal), jumlah sampel kecil, skala datanya nominal dan ordinal. misalnya: Binomial test, Chi-square test, wilcoxson, man whietney, sing rang dll





Saturday, 7 December 2019

Kemana Arah Pembangunan Ekonomi Indonesia

Pembangunan Ekonomi Indonesia yang dilakukan sampai saat ini sudah berada pada jalur yang benar dengan menciptakan pertumbuhan ekonomi berkualitas menurut Sri Mulyani Indrawati "Persoalannya lebih ke kualitasnya, bukan pada direction. kalau ada yang lebih cepat, pemerintah juga ingin lebih cepat" Kata beliau saat di temui usai menghadiri rapat bersama Badan Anggaran DPR RI di Kompleks DPR/MPR, Senaayan Jakarta pusat, senin, 22 juli 2019. Arah pembangunan Indonesia saat ini telah mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang dapat dilihat dari indikator seperti angka kemiskinan, pengangguran, dan indeks pembangunan manusia yang semakin rendah (Sri Mulyani). Dalam catatan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sejumlah indikator menunjukkan beberapa perbaikan dari 2015 hingga 2019. Pertama, sepanjang tahun tersebut, tercipta 11,19 juta kesempatan kerja baru. Angka ini melampaui target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2015-2019 yang sebesar 10 juta kesempatan kerja. Kedua, tingkat pengangguran terbuka ditekan menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Angka ini merupakan yang terendah sejak krisis moneter 1997/1998. Ketiga yaitu indeks pembangunan manusia yang mengalami kenaikan rata-rata mencapai 0,89 persen. Bappenas menyebut angka ini masuk dalam kategori tinggi.

Wednesday, 14 August 2019

Inovasi, Daya Saing Ekonomi dan SDM Indonesia


Menurut laporan Global Innovation Index (GII) tahun 2019 , tingkat inovasi Negara Indonesia dengan skor 29,8 tidak berubah dibandingkan dengan tahun lalau yaitu berada pada peringkat ke 85 dari 129 Negara, Jauh di bawah Singapura (8) Malaysia (35), Vietnam (42), Thailand (43) Filiphina (54) dan Brunei Darussalam (71). GII menggunakan 80 indikator untuk menilai tingkat inovasi dari 129 negara pada tahun 2019 diantaranya investasi, penelitian dan pengembangan, hak paten internasional, pemgembangan aplikasi modail dan ekspor produk beteknologi tinggi.  Direktur Jenderal World Intellectual Property Organization (WIPO) Francis Gurry menyatakan, peringkat GII menunjukkan bahwa negara yang memprioritaskan inovasi dalam kebijakannya telah melihat peningkatan signifikan dalam peringkat mereka. Kebanyakan klaster penghasil inovasi sains dan teknologi terdapat di Amerika Serikat, China , dan German, sementara Brazil, India, Iran, Rusia, dan Turki juga termasuk dalam peringkat 100 besar. Lima daerah teratas penghasil inovasi dunia di antaranya Tokyo-Yokohama (Jepang), Shenzen-Hong Kong (China), Seol (Korea Selatan), Beijing (China), dan San Jose-San Fransisco (Amerika Serikat).



Daya Saing Ekonomi Negara Indonesia pada tahun 2019 menduduki peringkat ke 32 Dunia atau naik 11 peringkat dari tahun sebelumnya yang berada di posisi ke-43 (IMD World Competitiveness Ranking 2019).  IMD menggunakan empat indikator utama dalam penilaiannya, yakni kinerja ekonomi, efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. Indonesia menunjukkan perbaikan daya saing yang paling menggembirakan di kawasan Asia Pasifik. Hal ini berkat perbaikan efisiensi di sektor pemerintahan, pembangunan infrastruktur, dan iklim bisnis. IMD juga menyebut salah satu keunggulan Indonesia adalah upah buruh yang rendah dibandingkan 63 negara lainnya di Asia Pasifik. Dalam daftar tersebut, Indonesia berada berada di bawah Jepang dan Prancis yang berada di posisi ke-30 dan ke-31. Adapun Republik Ceko dan Kazakhstan berada di bawah Indonesia, masing-masing di posisi ke-33 dan ke-34..

Keterampilan dari sumber daya manusia (SDM) Indonesia menduduki peringkat keempat di antara negara-negara di Asia Tenggara. Hal tersebut berdasarkan salah satu pilar penilaian dalam Indeks Daya Saing Global (GCI) yang dirilis oleh World Economy Forum (WEF) pada 2018. Di peringkat pertama ada Singapura, kemudian disusul Malaysia dan Brunei Darussalam. Secara global, peringkat Indonesia terpaut cukup jauh dengan negeri jiran. Berkaca dari hal tersebut, pemerintah menggalakkan berbagai program seperti pelatihan vokasi, pemagangan berbasis kompetensi di perusahaan, hingga melakukan sertifikasi kompetensi. Salah satu pendekatan GCI adalah human-centric approach yakni penilaian tentang keterampilan SDM. Penilaian ini mencakup efektivitas tahun pendidikan, tingkat pelatihan staf, kualitas pelatihan vokasi, dan skillset lulusan. Selain itu meliputi keterampilan digital, kemudahan menemukan karyawan terampil, ekspektasi periode pendidikan, berpikir kritis dalam proses pembelajaran, hingga rasio murid-guru pada pendidikan dasa



Friday, 2 August 2019

Penggolongan Statistika

Statistika adalah Suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan data statistik dan fakta yang benar serta mencakup teknik-teknik pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, menarik kesimpulan dan selanjutnya dapat digunakan untuk membuat kebijakan/keputusan. (Riduwan,2010). Analisis statistik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengolah data penelitian dengan mengunakan metode statistik untuk menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat. Menurut Dergibson dan Sugiarto (2002) Statistika diklasifikasikan menjadi dua yaitu Satistika Deskriptif dan Statistika Inferensial. 

Statistika deskriptif 
Statistika Deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Ronald, 1993). Statistika deskriptif hanya memberi informasi terkait dengan data yang ada tanpa menarik kesimpulan tentang gugus induknya atau populasinya. Dengan Statistika deskriptif, suatu data yang diperoleh dapat tersaji dengan ringkas dan memberikan informasi tentang data tersebut. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data (rata-rata, median, modus) ukuran letak (quartil, desil, persentil), ukuran penyebaran data (Range, Jangkauan Kuartil, Deviasi Rata-rata Absolute, simpangan baku atau standardeviasi, variance), serta kecenderungan suatu gugus data.
Statistik inferensial 
Statistika Inferensial adalah sebuah metode yang dapat digunakan untuk menganalisis sebagian kecil dari data induknya (sampel) sampai dengan meramalkan dan menyimpulkan terhadap kelompok data induknya atau populasi. Statistika inferensial mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data atau sampel untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya atau populasi (Ronald, 1993;  Dergibson & Sugiarto, 2002). Dalam statistika inferensial diadakan pendugaan parameter, membuat hipotesis, serta melakukan pengujian hipotesis tersebut sehingga sampai pada kesimpulan yang berlaku umum. Metode analisis dalam statistika inferensial antara lain T-test, Anova, Anacova, Analisis koerelasi dan regresi, Analisis jalur, Structural equation modelling (SEM) dan metode analisis lain sesuai dengan tujuan menganalisis data tersebut. Selanjutnya statistika inferensial dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Statistik Parametris
Statistik Parametris Adalah bagian statistik yang digunakan untuk menganalisis data Interval atau Rasio yang parameter populasinya harus memenuhi syarat-syarat tertentu berupa syarat berdistribusi normal (Normalitas) dan memiliki varian yang homogen (Homogenitas).
b. Statistik Non Parametris
Statistik Non Parametris Adalah bagian statistik yang digunakan untuk menganalisis data Nominal dan Ordinal yang parameter populasinya Tidak memenuhi syarat-syarat Normalitas dan Homogenitas.

Perbedaan antara statistika Deskriptif dan Inferensial
Statistik deskriptif hanya terbatas dalam menyajikan data dalam bentuk tabel, diagram, grafik, dan besaran lain seperti mean, median, modus dan lainnya, sedangkan statistik inferensial selain mencakup statistik deskriptif juga dapat digunakan untuk melakukan estimasi dan penarikan kesimpulan terhadap populasi dari sampelnya. Untuk sampai pada penarikan kesimpulan statistik inferensia melalui tahap uji hipotesis dan uji statistik.

Referensi
Dergibson Siagian & Sugiarto. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, halaman 4-6". 2002. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ISBN 979-655-924-2
Riduwan, M.B.A., 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta, Bandung
Ronald E.Walpole. Pengantar Statistika, halaman 2-5". 1993. Jakarta: PT Gramedia Pustaka  Utama. ISBN 979-403-313-8

Friday, 19 July 2019

Konsep Dasar Ekonomi Makro


Pengertian
Ekonomi adalah studi bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memproduksi komoditas atau produk yang bernilai dan mendistribusikanya kepada masyarakat luas. Esensi:
1. Pernyataan tentang kelangkaan (scarcity)
2. Penggunaan sumberdaya dengan cara yang paling efektif à efisien


Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah studi tentang perilaku ekonomi secara keseluruhan. Ekonomi makro membicarakan hal-hal agregat seperti Pendapatan Nasional, Pengangguran, Inflasi, Tingkat Suku bunga dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa makroekonomi muncul dari interaksi banyak individu yang mencoba memaksimalkan kemakmurannya. Karena variabel agregat adalah jumlah variabel-variabel yang mendeskripsikan keputusan-keputusan individu, studi makroekonomi didasarkan pada landasan-landasan mikroekonomi.

Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro adalah studi tentang harga, jumlah barang dan pasar secara individu. Ekonomi Mikro membicarakan bagaimana rumah tangga dan Perusahaan membuat keputusan dan bagaimana berinteraksi dalam pasar. Dalam mikroekonomi, individu memilih  memaksimalkan tingkat kepuasan (utility) dengan batasan anggaran. Misalkan struktur pasar, permintaan dan penawaran individu, indifferent curve, dan lain-lain.

Mengapa kita perlu Belajar Ekonomi Makro?
Makro Ekonomi dapat mempengaruhi Kesejahteraan Masayrakat, misalnya membicarakan pengangguran, dan masalah social lainnya.
Makro Ekonomi dapat mempengaruhi kesejahteraan seseoang, misalnya membicarakan tentang pendangguran, peningkatan pendapatan dan suku bunga.
Ekonomi Makro dapat mempengaruhi Politik dan peristiwa-peristiwa yang update atau baru, misalnya inflasi dan pengangguran pada saat pelaksanaan pemillu

Tujuan Ekonom Makro
  1. Output
  2. Mengurangi tingkat penagguran
  3. Menjaga Inflasi
  4. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat
  5. Harga Stabil


Masalah Utama dalam Perekonomian
1. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah (masalah dalam jangka panjang). Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dari periode ke periode lainya yang meningkat disebabkan karena faktor2 produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menam-bah jumlah barang dan modal. Tenaga kerja yang digunakan juga berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.

2.Ketidakstabilan kegiatan ekonomi
Perekonomian tidak selalu menggunakan semua faktor produksi yang tersedia, termasuk tenaga kerja yang tersedia, sehingga kegiatan ekonomi bisa berfluktuasi (titdak stabil). Kekurangan pengeluaran agregat menyebabkan sebagian tenaga kerja menganggur dan perekonomian tidak akan mewujudkan pendapatan nasional potensial. Pendapatan nasioal yang sebenarnya terwujud dari tahun ke tahun berfluktuatif di bawah potensialnya. Pendapatan nasional potensial, yaitu tingkat pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan. Garis pendapatan nasional potensial yang semakin naik menggambarkan bahwa faktor produksi yang sekmakin banyak digunakan dari tahun ke tahun dan kemajuan teknologi yang menaikkan produktivitas menyebabkan semakin banyak produksi nasional yang dapat diwujudkan

3. Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi tidak dapat memperolehnya. Faktor utama pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat. Faktor lainnya (1) menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik, (2) pengusaha menggunakan peralatan produksi moderan   (3) ketidak sesuaian di antara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri-industri Akibat buruk pengangguran. Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat dan ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.  Pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi konsumsinya. Selain itu dapat menganggu taraf kesehatan keluarga. Penangguran yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk pada penganggur dan keluarganya

4. Kenaikan harga-harga (inflasi)
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Faktor penyebab inflasi, yaitu (1) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, (2) Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. (3) Kenaikan harga barang yang diimpor, penambahan penawaran uang, kekcacuan politik  dan Neraca pembayaran

5. Neraca pembayaran
Neraca Pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri dan sebaliknya dalam satu tahun tertentu Dua neraca penting dalam suatu nerca pembayaran adalah (1) neraca perdagangan yang menunjukkan perimbangan diantara ekspor dan impor (2) neraca keseluruhan yang menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan penerimaan dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran berarti pembayran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Penyebabnya adalah impor melebihi ekspor dan pengaliran modal yang terlalu banyak ke luar negeri. Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan efek buruk terhadap kestabilan ekonomi negara.  Defisit sebagai akibat dari impor yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam kegiatan ekonom dalam negeri karena konsumen menggantikan barang dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga barang2 impr bertambah mahal onomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab Akibat buruk inflasi, antara lain cenderung menurunkan taraf kemakmuran segologan besar masyarakat. Upah riil pekerja akan merosot yang berarti menurunkan daya beli masyarakat Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk bila inflasi tidak dapat dikendalikan