SELAMAT DATANG DI BLOG EKONOMI DAN STATISTIKA <<<<<<<<>>>>>>>>>>> >>>>> MARI MEMBANGUN BANGSA INDONESIA YANG MAJU DAN SEJAHTERA <<<<<<<<<<

Tuesday 3 May 2016

BI: Ekonomi Indonesia Melaju Sekitar 5,1 Persen di Kuartal I

Bank‎ Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2016 di kisaran 5,1 persen. Angka itu di atas pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar 4,71 persen, maupun pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun 2015 sebesar 5,04 persen.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 terutama ditopang oleh konsumsi dan investasi pemerintah yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Belanja modal pemerintah sampai akhir Februari melesat 300 persen (yoy). Sementara, belanja barang pemerintah naik 60 persen (yoy). Dari sisi konsumsi masyarakat, indikatornya memberikan sinyal positif. Misalnya, kenaikan indeks keyakinan konsumen maupun penjualan ritel.

Bank Indonesia juga memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal I akan lebih baik dibandingkan perkiraan di awal tahun. Hal ini ditopang oleh neraca perdagangan yang mencatatkan surplus US$1,15 miliar atau lebih baik dibandingkan dengan prediksi sebelumnya. 

Secara keseluruhan, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2016 ini akan berada di kisaran 5,2-5,6 persen (yoy) atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yiatu hanya sebesar 4,79 persen.

Source:http://www.cnnindonesia.com

Monday 18 April 2016

Hutang Luar Negeri Indonesia Mencapai Rp. 4000 Triliun

Berdasarkan Publikasi Bank Indonesia Utang Luar Negeri Indonesia sampai bulan Februari 2016 meningkat sebesar 3,7% (yoy) menjadi USD 311,4 Milliar atau lebih dari Rp. 4000 Triliun (Asumsi kurs 1USD=Rp.13.000). Utang Luar Negeri Indonesia didominasi Utang Jangka Panjang yang meningkat sedangkan utang jangka pendek Menurun.

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (87,7% dari total ULN). ULN berjangka panjang pada akhir Februari 2016 mencapai USD273,2 miliar atau tumbuh 5,8% (yoy), sementara ULN berjangka pendek turun 9,5% (yoy) menjadi USD38,3 miliar. 

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN sektor swasta. Posisi ULN swasta turun 0,7% (yoy) sehingga menjadi USD164,6 miliar (52,8% dari total ULN) pada akhir Februari 2016. Di sisi lain, ULN sektor publik meningkat 9,0% (yoy) sehingga posisinya pada akhir Februari 2016 menjadi sebesar USD146,9 miliar (47,2% dari total ULN). Pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir Februari 2016 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,1%. Bila dibandingkan dengan Januari 2016, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas dan air bersih meningkat, sementara sektor keuangan melambat. Adapun pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan masih mengalami penurunan. 

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN Februari 2016 masih cukup sehat namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.

sources: http://www.bi.go.id

Friday 1 April 2016

Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR)

Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) adalah rata-rata dari suku bunga indikasi pinjaman tanpa agunan (unsecured) yang ditawarkan dan dimaksudkan untuk ditransaksikan oleh Bank Kontributor kepada Bank Kontributor lain untuk meminjamkan rupiah untuk tenor tertentu di Indonesia. 

JIBOR merupakan suku bunga acuan yang digunakan pada transaksi keuangan antara lain untuk referensi suku bunga mengambang, produk derivatif suku bunga dan valuasi instrumen keuangan dalam mata uang rupiah. 

Penggunaan JIBOR akan mendukung terciptanya pasar uang yang likuid dan dalam serta efisiensi transaksi di pasar uang yang pada akhirnya akan memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan di Indonesia.
JIBOR dipublikasikan melalui situs Bank Indonesia pada setiap hari kerja pukul 10.00 WIB. Selain itu, JIBOR juga dipublikasikan melalui sistem Laporan Harian Bank Umum (LHBU) Bank Indonesia, Thomson Reuters dan Bloomberg. 

JIBOR ditetapkan berdasarkan suku bunga indikasi yang disampaikan oleh bank kontributor. Dalam rangka meningkatkan kredibilitas JIBOR, sejak 1 April 2015 Bank Indonesia mewajibkan bank kontributor untuk menerima permintaan transaksi meminjam dan/atau meminjamkan rupiah pada tingkat suku bunga sesuai suku bunga indikasi yang disampaikan oleh bank kontributor tersebut, sepanjang memenuhi batasan waktu dan batasan tertentu. 

Selain itu, sejak 1 April 2015 dan sejalan dengan yang terjadi di negara lain, Bank Indonesia menghentikan JIBOR dalam mata uang dolar Amerika Serikat karena sangat jarang atau dapat dikatakan tidak pernah digunakan dan diacu oleh pelaku pasar. 

Penjelasan singkat mengenai JIBOR adalah sbb: 


No
Subjek
​​Keterangan
1
Waktu publikasi
10.00 WIB
2
Tenor
overnight, 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan
3
Day count convention
Actual/360
4
Metode perhitungan
Rata-rata sederhana, setelah mengeluarkan 15% data suku bunga indikasi tertinggi dan 15% data suku bunga indikasi terendah
  
Ketentuan mengenai JIBOR diatur pula dalam PBI dan SE Laporan Harian Bank Umum :
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/2/PBI/2015 tanggal 26 Maret 2015 tentang Suku Bunga Penawaran Antarbank

source: http://www.bi.go.id  

Tuesday 22 March 2016

Penurunan BI Rate Bisakah Membuat Ekonomi Indonesia lebih Baik?

Penurunan Suku Bunga acuan atau BI rate ke level 6.75 persen atau 25 bps diharapkan dapat mendorong perekonomian Indonesia semakin baik lagi. Dengan adanya penurunan Suku bunga acuan ini berarti beban biaya hutang untuk investasi menjadi menurun sehingga diharapkan banyak investor yang akan melakukan investasi. semakin banyak orang yang melakukan investasi akan memperbanyak peluang usaha yang dapat dilakukan dan akan menyerap tenaga kerja.
sumber: okezone.com

semakin banyak orang yang bekerja maka semakin tinggi daya beli masyarakat karena mereka memiliki pendapatan yang bisa dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini bila terjadi secara terus menerus akan meningkatkan akumulasi ouput nasional. Bila jumlah ouput yang dihasilkan selama periode ini lebih besar dari periode tahun sebelumnya maka akan terjadi pertumbuhan ekonomi. semakin besar perubahan output maka akan semakin besar pula pertumbuhan ekonominya.


Monday 21 March 2016

PROYEKSI EKONOMI INDONESIA TAHUN 2016

Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan selama 4 tahun, reformasi kebijakan untuk meningkatkan iklim investasi diperkirakan dapat mendorong pemulihan ekonomi tahun ini dan tahun depan. Reformasi subsidi bahan bakar telah membebaskan dana publik dalam jumlah signifikan untuk infrastruktur sosial dan fisik. Inflasi diperkirakan akan menurun ke tingkat yang lebih moderat selama periode prakiraan, dan defisit transaksi berjalan akan berkurang. Tantangan ke depan adalah untuk mempertahankan momentum reformasi, meningkatkan pendapatan pemerintah, dan membangun sektor manufaktur yang berorientasi ekspor.
 
Proyeksi untuk 2015 dan 2016 mengasumsikan bahwa momentum reformasi pemerintah baru dapat bertahan, dan pemerintah menindaklanjuti momentum tersebut dengan kebijakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, memperbaiki iklim investasi, menurunkan biaya logistik, dan mendorong penyerapan anggaran. Atas dasar tersebut, pertumbuhan PDB diperkirakan akan membaik menjadi 5,5% di tahun ini, dan 6,0% di 2016. 

Sources: http://www.adb.org/id/indonesia/economy